Home | Not Terrorist | About Us | Philosopy | Just Do it | IQ & EQ | Education | Creative | Process | Career | Products | Product Description | Contest Page | Contact Us
Gambir Digjaya Era Mandiri

WIRAUSAHANET
www.wirausahanet.tk

middle2.gif

Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih atas kunjungan anda di web ini. Web ini adalah dilatar belakangi oleh adanya krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan juga adanya kenyataan bahwa wirausaha ternyata membuat kemajuan suatu individu atau suatu negara. Negara Singapura adalah negara kecil yang tidak mempunyai kekayaan alam seperti Indonesia, tetapi ekonominya sangat kuat. ternyata Singapura sebagian besar penduduknya adalah berwirausaha. contoh lain adalah di negara kita sendiri. jumlah etnik cina di indonesia cuma 10% akan tetapi dapat menguasai perekonomian indonesia 70%. kita semua tahu bahwa etnik cina adalah sebagian besar berwirausaha.
Dengan berwirausaha Anda dapat menentukan arah manajemen Anda sendiri dan dapat membantu menyediakan lapangan kerja. Banyak manfaatnya jika Anda menjadi wirausahawan, dan jadikanlah krisis ekonomi sebagai awal, Anda menjadi wirausahawan.

wassalam

WIRAUSAHANET

Permasalahan Di Indonesia sbb:
 
- Angka pengangguran terus bertambah. Dampaknya negatif
- Jumlah angka produktif terus meningkat tapi jumlah lowongan kerja belum mencukupi.
- Imej masyarakat hanya terpacu untuk menjadi karyawan, jadi kalau tidak ada lowongan, mereka terus menunggu. Waktu usia  produktif berlalu.
- Sebagian karyawan di Indonesia selalu berlomba untuk mencari perusahaan yang dikira bergaji besar, sedangkan perusahaan tentunya punya budget untuk anggaran gaji karyawan(ada limit penghasilan). Akhirnya banyak kutu loncat.
- PHK selalu menjadi biang yang ditakutkan bahkan seperti hantu bagi karyawan.
- Indonesia selalu mengandalkan investor asing hal ini karena kurangnya wirausahawan dari Indonesia sendiri, akibatnya hak rakyat Indonesia untuk menikmati hasil kekayaan alam dirampas oleh asing.
 
Wirausaha bisa mengurangi permasalahan-permasalahan di atas.
 

DALAM Kongres ke-12 World Association for Small and Medium Entreprises, di Turki tanggal 23-25 April 2001 lalu, telah menetapkan bahwa kewirahusaan dunia sebagai pendekatan baru dalam pembaruan ekonomi. Hal ini, tentu harus direspon secara positif oleh kaum muslim di Indonesia yang mulai mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat krisis berkepanjangan di negara yang (katanya) kaya akan sumber daya alam ini.

Atas fenomena ini, seperti juga bidang lain, kita telah ketinggalan star. Padahal, di negara lain, kewirausahaan sudah dijadikan sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Membangun kewirausahaan dinyatakan sebagai satu dari empat pilar dalam lapangan pekerjaan.

Dalam konteks kekinian, hal itu berarti Indonesia harus benar-benar mengembangkan kewirausahaan seluas-luasnya, sebagai jawaban dari penanggulangan tingginya angka pencari kerja (pengangguran). Pertanyaannya, maukah kita melakukan pembaruan ekonomi (dengan kewirausahaan) itu?

Pengertian Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti mulia, luhur atau unggul. Wira juga diartikan sebagai gagah berani, utama, teladan atau pemuka. Sedangkan usaha, diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai sesuatu maksud; pekerjaan (perbuatan, daya upaya, iktiar) untuk mencapai sesuatu maksud; kerajinan bekerja (untuk menghasilkan sesuatu).

Jadi, wirausaha adalah suatu kegiatan manusia dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai/ menciptakan suatu pekerjaan yang dapat mewujudkan insan mulia. Dengan kata lain, wirausaha berarti manusia utama (unggul) dalam menghasilkan suatu pekerjaan bagi dirinya sendiri atau orang lain. Orang yang melakukan wirausaha dinamakan wirausahawan.
Betapa mulianya mereka yang mampu menjadi wirausaha -yang sesuai syariat Islam-ini, karena hidupnya akan berarti bagi dirinya sendiri dan orang lain. Bukankah, Nabi saw sendiri telah merubah pandangan dunia, bahwa kemuliaan bukanlah terletak pada kebangsawanan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak. Tetapi, kemuliaan adalah pada pekerjaan. Siapa yang bekerja, meskipun apa saja jenis usahanya (baca: asalkan halal), adalah suatu kehormatan. Sebaliknya, kehinaan itu bila kita tidak bekerja, bermalas-malasan, menganggur, menghabiskan waktu dengan sia-sia dan merugikan diri sendiri serta orang lain.

Visi SDM Wirausaha
Untuk menciptakan insan-insan wirausaha yang handal, memang tidak semata-mata bermodalkan kekayaan alam semata-mata. Tapi, justru kualitas sumber daya manusia (SDM) yang harus kita kedepankan. Hal ini, telah dibuktikan oleh negara Jepang. Walau kondisi alamnya tidak semakmur Indonesia, tapi negara Jepang telah menguasai perekonomian dunia, termasuk produk-produknya telah menghiasi rumah-rumah kita. Kuncinya, SDM negara Jepang lebih unggul dari kita.
Di sinilah, pembangunan SDM harus kita tingkatkan, agar melahirkan insan-insan wirausaha yang mampu bersaing dengan SDM negara lain. Pembangunan SDM Indonesia yang masih lemah ini, tidak dapat kita ingkari. Berdasarkan data dari United Nations Development Report Program (UNDP) yang dibuat Human Development Report 2001, dikatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) telah menempatkan Indonesia pada peringkat 102 di bawah Vietman. Bahkan jauh tertinggal dibandingkan negara-negara di ASEAN lainnya; Malaysia (56), Thailand (66), Filipina (70), dan Singapura (26).

Untuk mewujudkan seorang wirahusawan yang handal, ada beberapa sifat yang harus dimilikinya, diantaranya adalah: Sikap berani. Individu wirausahawan biasanya memiliki sikap berani untuk menerima resiko dalam menjalankan usahanya. Keberanianya tetap terkendali, bukan membabi buta, tapi ditunjang dengan ilmu, perhitungan dan persiapan.
Memiliki kreatifitas. Selain menonjolnya sikap berani, para wirausahawan juga unggul dalam daya kreatif, inspirasi, imajinasi dan kemampuan yang cukup tinggi untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat.

Memiliki kemampuan berkomunikasi dan memikat bawahan. Artinya, seorang wirausahawan bukanlah seorang yang kaku, melainkan sebagai orang yang luwes dan lugas terhadap orang lain. Dalam bahasa lain, ia mampu menguasai seni public relation dan human relation dengan baik. Sedangkan kemampuan memikat bawahan, berarti seorang wirausahawan tidak hanya pandai menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga memiliki daya pesona pribadi sehingga para pekerjanya mencintai dia dan mematuhinya.

Bersikap rasional dan berkemauan keras. Akal pikiran seorang wirausahawan akan mengutamakan efesiensi dan penghematan. Hal ini didasarkan atas pisau analisis yang tajam, sistematis dan metodologis. Pembelanjaannya tidak konsumtif, tetapi keuntungannya diusahakan diinvestasikan dalam rangka memperluas usahanya. Selain itu, seorang wirausahawan memiliki semangat yang tidak pernah padam karena hambatan, rintangan, dan tantangan. Baginya, kegagalan pada satu waktu, bukannya membuat dia mundur dan frustasi, melainkan sebagai anak tangga untuk memacu diri maju ke depan.

Dinamis, lincah, dan menghargai waktu. Aktif dan dinamis harus dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu tidak menunggu-nunggu nasib tanpa berusaha. Tidak cepat puas dengan hasil kerjanya, selalu bersifat ingin tahu, selalu berkemauan keras dan visioner untuk maju.
Di samping itu, seorang wirausahawan itu harus lincah dan gesit, bukan orang yang lamban. Seorang wirausahawan sadar betul akan pentingnya pemanfaatan waktu. Ia akan bersikap bijaksana dalam pengaturan waktu.

Berbudi luhur dan memiliki visi yang jelas. Wirausahawan sejati, bukan pribadi curang, culas, dan berkianat, melainkan orang yang berbudi luhur (baca: berakhlak mulia) sesuai dengan ajaran agama Islam. Keyakinan akan akhlak mulia ini didasarkan bahwa hanyalah dengan itu akan dihasilkan keuntungan material dan spiritual. Selain itu, seorang wirausahawan juga harus memiliki visi yang jelas lagi tidak ngawur. Aktivitasnya hanya didasarkan dengan niat ikhlas mengharap ridha-Nya.
Selamat menjadi seorang wirausahawan Islami dan saat ini kebangkitan dunia Islam sangat menunggu kemajuan para wirausahawan dari kalangan muslim. Wallahu'alam

wiraanimasi.gif

Pada jaman penjajahan orang Indonesia harus di jauhkan dari jiwa Wirausaha, karena tahu bahwa jiwa wirausaha akan membawa kemajuan dan akan menjadi saingan VOC juga membikin kemandirian. Pemerintah Belanda membikin image yang menakutkan tentang wirausaha, terbukti masyarakat Indonesia sampai sekarang sangat takut dengan wirausaha. Anak-anak dijauhkan dari jiwa wirausaha. Bahkan ada masyarakat yang menganggap bahwa jiwa wirausaha adalah KAFITALIS(juga image-image jelek lainnya). bagaimana dengan komentar beberapa tokoh dan info di bawah ini?

Ringkasan buku: KUNCI EMAS
Karya: L. Y. WIRANAGA

Kerja keras dan mengejar prestasi TIDAK CUKUP untuk mencapai hidup berkualitas pada usia pension nanti.

-         Jabatan tidak diwariskan

-         Gaji/salary berhenti ketika pensiun

-         Uang pensiun tidak memadai

-         Banyak biaya tak terduga di masa pensiun

-         Tidak mungkin mencapai dana abadi

-         Tidak mungkin meminta anak untuk membiayai

 

Berapa kebutuhan anda

Di usia pensiun nanti?

Misalnya anda perlu 1 Juta rupiah per bulan

Kebutuhan per tahun = 12 juta

(diharapkan dari bunga Dana Abadi)

 

penghasilan dari bunga harus 15 juta

(Karena ada pajak bunga 20%)

 

Bila Rate bunga Tabungan 8%

Dana Abadi harus ada

Sebesar

15 juta : 8% = 187 Juta

Kalikan 5 bila kebutuhan anda 5 juta per bulan

 Bila penghasilan hari ini = 1 juta

Anda bertekad menabung 200.000/bulan

Rutin tiap bulan tanpa absen

Asumsi bunga tabungan 8%

Tabungan tidak pernah diambil

 Untuk memiliki dana abadi = 187 juta

Anda harus menabung selama

336 bulan (28 tahun) !!

(bunga berbunga sudah diperhitungkan)

 

Bila target biaya pensiun = 5 juta

Harus menabung 1 juta per bulan

Selama 336 bulan juga

 

Siapa yang sangup menabung 28 tahun?

Tanpa boleh menyentuh tabungan

Tanpa boleh absen

Untuk mencapai Dana Abadi

Lebih cepat 2 kali

Perlu menabung 2 kali lebih banyak

 

Ketika anda memaksakan diri menabung

2 x lebih banyak selama 14 tahun

Inflasi telah membuat biaya hidup

Meroket jauh lebih tinggi

 

Sunarto
Berbisnis bukan saja menjanjikan penghasilan yang jauh lebih baik. Berbisnis juga memberikan peluang bagi dia untuk tetap bekerja sampai usia berapa pun, terserah dia kapan dia mau berhenti.

Dari berbagai info
Mata kuliah kewirausahaan (entrepreneurship) telah dijalankan di perguruan tinggi terkenal di AS, seperti UCLA, George Washington University, York, dan berhasil dengan baik.

Mahathir dalam KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-10

pidato Mahathir yang menyinggung hegemoni Yahudi di dunia, tidak lebih dari 1 persen dari semua isi pidatonya. Jika dicermati, hampir semua isi pidatonya ketika itu justru berupa kritik internal terhadap umat Islam. Mengapa sebagai umat besar, yang jumlahnya 1,3 milyar jiwa, umat Islam tidak dapat berbuat banyak. Di sinilah ia kemudian membandingkan dengan Yahudi, yang selama 2000 tahun ditindas, lalu berhasil bangkit, dengan menggunakan strategi, mengandalkan otak dan ilmu pengetahuan.

Dalam pidatonya, Mahathir sebenarnya lebih menekankan, agar umat Islam belajar dari sejarah Yahudi. Bagaimana bangsa kecil yang mengalami penindasan selama 2000 tahun ini, berhasil survive dan bahkan kemudian menjadi salah satu kekuatan dunia (world power). Ia menekankan, bahwa Yahudi selamat, lebih karena menggunakan otak, dan bukan hanya kekuatan fisik.

Muslims were up against people who think; people who survived 2000 years of pogroms not by hitting back, but by thinking.

 Sebutan people who think untuk Yahudi memang tidaklah terlalu berlebihan. (Islam menyebutnya sebagai Ahl Kitab people of the book).

Yang jelas, pidato Mahathir di KTT OKI ke-10, menekankan, bahwa prestasi yang dicapai oleh bangsa Yahudi bukanlah mitos. Prestasi itu dicapai karena kegigigan dan kerja keras mereka dalam wirausaha. Rupaya yahudi telah mengambil ilmu atas kejayaan   Islam pada jaman dulu dalam kegigihan dan kerja keras, sementara orang Islam sendiri meninggalkannya.

Pernyataan itu akhirnya berdampak pada ditundanya bantuan militer Amerika Serikat kepada Malaysia sebesar US$ 1,2 juta. Namun, dengan tegas Mahathir menanggapi dengan mengatakan Malaysia tidak membutuhkan bantuan tersebut . Itulah kira-kira pernyataan kepala negara yg BANGSANYA MERDEKA.

Komentar Aa Gym

Negeri kita sekarang menjadi negeri yang banyak hutang, bergantung kepada negera lain untuk investasi dan dana pinjaman, sehingga membuat kita menjadi kurang memiliki harga diri. Seharusnya jika kita ingin hidup terhormat dan hidup mulia, tidak ada jalan lain kecuali mencontoh Rosulullah yang tidak pernah mau bergantung kepada siapapun, selain bergantung kepada Allah

Hikmah lainya, kalau kita mandiri, maka kita akan merdeka. Orang yang mandiri hidupnya bebas, merdeka. Tapi orang yang bergantung kepada orang lain, akan dijajah oleh orang yang digantunginya. Kalau negara kita mandiri, maka kita baru akan benar-benar merdeka

Dikisahkan, ketika dipersilakan masuk ke surga terlebih dahulu, haji mabrur itu menolak. Alasannya, harus ulama dahulu karena haji itu mengetahui hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Ketika pada akhirnya ulama dipersilakan, ia pun menampik. Ulama itu malah mempersilakan orang kaya agar paling dulu masuk ke surga. Kata ulama itu, jika tidak ada bangunan-bangunan islami yang dibiayai orang kaya, ia tidak mungkin dapat berdakwah.

Apa definisi kaya bagi Aa? Seberapa pentingkah menjadi kaya?
Menurut Islam, yang disebut orang kaya itu adalah orang yang kalbunya kaya dengan kebaikan. Tapi tidak ada salahnya orang yang kaya harta, hatinya juga kaya dengan kebaikan.
Kalau kita lihat negeri kita seperti sekarang ini, menjadi sebuah jihad bagi kita untuk membangkitkan ekonomi umat Islam. Karena, kalau ekonominya terbatas, kesehatan akan terbatas, kemampuan mengakses ilmu juga akan terbatas. Akibatnya, umat Islam jadi lemah. Kalau lemah, umat Islam jadi enggak berdaya untuk berbuat banyak kebaikan bagi orang lain.
Saya melihat sahabat rasul hidupnya makmur. Rasul sendiri orang yang berlimpah harta. Dan sebaik-baiknya harta adalah kalau dimiliki oleh orang yang saleh.

Tapi bagi Aa sendiri bagaimana?
Bagi saya, kaya itu relatif. Orang yang sedikit kebutuhannya itu adalah orang yang kaya. Saya merasa penting mempunyai perusahaan yang bagus. Pertama, karena saya harus punya laboratorium untuk membuat keyakinan bagi masyarakat bahwa bisnis yang berbasis akhlak yang baik itu bisa maju.
Kedua, saya harus mempunyai penghasilan yang cukup agar enggak jadi beban masyarakat, dan bisa menjadi contoh bagaimana menjadi kaya dengan cara mendapatkan harta dengan benar dan menafkahkannya dengan benar pula.
Kalau saya hidup sederhana karena enggak punya uang, ya sudahlah enggak usah banyak omong; namanya juga enggak punya uang. Sementara kalau saya kaya raya tapi hidup bersahaja dan menjaga kejujuran, mudah-mudahan orang lain bisa meniru.
Yang ketiga, biaya berdakwah itu besar sekali. Dan ini diupayakan agar tidak menjadi beban umat, syukur-syukur bisa meringankan umat.

Sarjana Wirausaha Lebih Terhormat Martabatnya

Minat mahasiswa dan sarjana untuk menjadi wirausaha masih rendah hingga selalu tergantung kepada lowongan kerja yang ada. Padahal, dengan menjadi wirausaha membuat mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi lebih terhormat martabatnya sekaligus membuka lapangan usaha.

"Saat ini saya menjadi 'provokator' untuk mengembangkan wirausaha terutama di kalangan perguruan tinggi. Anda jangan hanya ingin mencari kerja, namun harus bisa membuka lapangan kerja," kata Ketua Yayasan Pendidikan Al-Ma'soem, H. Nanang Iskandar Ma'soem dalam seminar kewirausahaan di kampus ITB Jln. Ganesha, Selasa (17/2).

Menurut Nanang, penumbuhkembangan berwirausaha di kalangan umat Islam sekarang ini terlihat minim karena umat Islam kurang memahami ajaran agamanya. "Kalau pemahaman umat Islam akan ekonomi dan wirausaha benar, maka umat Islam Indonesia bisa menjadi umat yang unggul di dunia. Bukan kah Nabi Muhammad saw sejak anak-anak sudah diajari untuk berwirausaha, hingga saat mudanya menjadi pedagang?" katanya.

Ajaran Islam memandang seorang wirausaha merupakan orang yang unggul dan termasuk kategori tertinggi hingga harus diperhitungkan oleh kelompok lainnya. "Yang terjadi sampai saat ini adalah pergeseran nilai yang dianut umat Islam disebabkan penyebaran informasi dari orang non Islam yang menyesatkan. Misalnya, akhirat lebih penting daripada dunia dan semuanya telah ditakdirkan, batin lebih penting daripada lahir sebab lahiriah adalah semu, dan ketergantungan lebih penting daripada kemandirian," katanya.

Bila melihat sejarah dan ajaran Islam, lanjut Nanang, seharusnya umat Islam terutama mahasiswa dan sarjana Muslim memiliki dasar kuat untuk menjadi wirausaha. "Sikap muslim yang baik menjadi modal kuat untuk menjadi wirausaha. Muslim yang baik adalah berbudi luhur, teladan, mental mulia dan agung, jujur, berwibawa, dan pemberani tapi murah hati," ungkapnya.

Untuk menjadi wirausaha, aku pengusaha yang sejak SMP sudah bisnis sepeda motor ini, harus berani mengambil risiko setelah diperhitungkan secara matang. (A-71)***

Angka Pengangguran Muda di Indonesia Terus Meningkat
18 November 2003

TEMPO Interaktif, Jakarta: Jumlah pengangguran kaum muda di Indonesia terus meningkat. Jika tahun 2001, jumlah orang muda yang menganggur sebanyak 6,1 juta orang maka tahun 2002 meningkat menjadi 8,6 juta orang. Tahun ini, bahkan tercatat pengangguran sudah mencapai 10,3 juta jiwa. Tingkat pengangguran kaum muda di daerah pedesaan sekitar 15 persen, sedangkan di perkotaan mencapai 25 persen.

International Labour Organization atau ILO memperkirakan tahun 2002 kalangan muda yang menganggur mencapai 41 persen. Jumlah ini berasal dari total pengangguran di seluruh dunia yang mencapai 74 juta orang.

Direktur ILO untuk Indonesia Alan Boulton mengatakan banyak orang muda berada pada kondisi yang kurang mendukung sehingga terjebak dalam kejahatan. "Kita perlu mencari peluang baru bagi orang muda untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif," kata Alan di Jakarta Selasa (18/11). Tanpa peluang untuk memperoleh pekerjaan, akan banyak pemuda yang tidak bisa menggunakan potensinya.

Untuk menghadapi masalah pengangguran dan setengah pengangguran muda di Indonesia ini, ILO bekerja sama dengan departemen tenaga kerja dan transmigrasi mengadakan konvensi regional pemuda Indonesia. Konvensi yang diselenggarakan hari ini di Universitas Indonesia Salemba Jakarta, diikuti sekitar 150 orang dari Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Konvensi bertujuan mendorong keterlibatan pemuda dalam perumusan dan penerapan kebijakan dan program ketenagakerjaan muda. Juga disediakan wadah bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam rancangan program yang sudah dihasilkan. Hasil konvensi kemudian diserahkan ke jaringan lapangan kerja bagi pemuda Indonesia. Hasil ini nantinya akan digunakan sebagai dasar penyusunan rencana aksi nasional mengenai lapangan kerja bagi kaum muda.

Sufi, Dzun Nun Al-Misri

"Orang yang paling kufur adalah orang miskin dan tidak memiliki sifat sabar. Padahal sangat sedikit sekali orang yang bersabar"

Berwirausaha adalah salah satu memerangi kemiskinan

Search Engine SubmitExpress! Free Search Engine Submission Submission

table align=right width=160 border=0>